Rabu, 24 Februari 2010

Terbelah Dua


Seharian hujan saat itu, aku dalam keadaan yang tidak fit karena sejak seminggu lalu flu, saat itu sudah mulai membaik karena tidak terasa lagi keluhan baik pusing, batuk ataupun pilek, hanya tinggal perasaan melayang. Tiba-tiba aku terjaga walau mata masih terpejam dan tubuh tidur, memang peristiwa yang aneh namun aku mengalami. Hal ini nyata walau dalam kenyataan pikiranku sendiri. ini bukan lamunan, mungkin lebih mirip dengan sahabat imajiner yang muncul tiba-tiba. Cepat-cepat aku melompat dan mengambil notes dan ballpoint murah yang terserak di samping PC ku yang dirakit enam tahun sebelumnya.

Kutuliskan "03052006" di bagian atas, merupakan kebiasaan sebelum menulis sesuatu, ini salah satu cara saat aku ingin bicara dengan diriku sendiri ketika berbagai pikiran yang dapat tertangkap mulai nampak.

*Guru apa yang harus kulakukan , kuda-kuda yang menarik kereta ini nampak lemas kelelahan, atau lapar hingga tak mau bergerak, bahkan tiga diantaranya terkapar.

** Ya mungkin ini memang waktunya yang tepat untuk beristirahat. Keliaranmu telah membuat mereka lelah. mereka kau pacu untuk mengejar rumput-rumput ilusi yang kau janjikan. Dan rumput tersebut juga merupakan ilusimu juga. Selama beberapa bulan terakhir kau memacunya dengan liar, lihat.. kuda kuning itu kondisinya sangatlah parah... sementara kuda merah kita yang paling sehat dan akan masih ganas jika kondisi mendadak berubah, kuda hitam terlihat paling kuat, kuda putih sehat-sehat saja walau tampak kelelahan karena terseret kuda-kuda yang lain.

*Benarkah kita harus beristirahat? kita harus berhenti? sementara perjalanan ini tanpa ujung... apakah di sini tujuan kita? apakah kuda kuning itu akan mati? haruskah kita turun dari kereta, dan kuda-kuda ini kita tinggal kan?

** Hey... apa kamu pengen jadi hantu?! mau ganti kereta dan meninggalkan kuda?! mau reinkarnasi dengan lebih cepat?! Sebagai seorang sais kamu belum banyak belajar, segala yang kau pelajari untuk meninggalkan tubuh fisik ini belum mampu untuk bergerak bebas tanpa kendaraan ini. Kalaupun itu terjadi kita tak akan tahan berdiri di atas tanah, terguyur hujan, tertiup angin dan akan terbakar oleh panas sinar matahari. Kita harus istirahat.

*Tapi...???!!!

** Sudahlah istirahat dulu. Tidurlah beri minum kuda kuning dengan air kehidupanmu, dan biarlah kuda merah menghirup hangatnya api, dan kuda hitam biarkan menghisap saripati bumi, dan kuda putih mencerap terangnya cahaya esok pagi.

* Baiklah aku istirahat setelah memberi makan kuda hitam dan merah.

** Baiklah kalau begitu... aku lebih dulu tidur... jangan kagetkan aku.


Lalu ku kembali meletakkan ballpoint dan note ku. Kemudian tidur. Mataku mulai terpejam, gelap dan hitam hitam yang kulihat berikut debu-debu bintang yang berwarna-warni mengantarku pada lelap tidurku. Sesuatu yang tak jelas entah mau kutafsirkan apa, yang jelas aku harus buka buku-buku Sigmund Freud atau Carl Gustav Jung. Ada yang mau membantu??

Tidak ada komentar: