Foucault berbekalkan palu --yang terbuat dari bahan-bahan -Sejarah Teori dan Pengetahuan ala Perancis, Linguistik/semiotik dan strukturalisme-psikologi, dan fenomenologi eksistensialisme yang telah ia kumpulkan sebelumnya-- mengetuk metode-metode subjektifitas, dan hubungan antara arkeologi dan genealogi dari penulisan sejarah,yang saat itu sedang ia tekuni. Berikut ini adalah pemikiran yang menghantui Foucault pada saat itu.
Pengetahuan yang ada hari sejak awal telah dipertanyakan oleh Socrates,
Kemudian, Locke, Hume, dan terutama Kant yang mengembangkan ide-ide modern filosofis yang berbeda, sebagai kritik terhadap ilmu pengetahuan.
Penemuan epistimologis yang luar biasa Kant saat itu, adalah untuk mengungkap batas-batas kekuasaan kita terhadap pengetahuan, dan sekaligus mengungkap keadaan-keadaan yang diperlukan untuk latihan mereka. Segala yang tampak mungkin hanyalah sekumpulan fitur-fitur/khayalan (contingent) yang ada di dalam pikiran/kognisi manusia (sebagai contoh adalah konsep keruangan/spasial, dan karakter sementara dari benda-benda di sekitar kita), hal ini menjadi sangat penting untuk membuatnya menjadi kebenaran. Bagaimanapun juga Foucault menunjukkan pentingnya membalikkan gerakan Kantian. Ia menganjurkan untuk mempertanyakan "apa", dalam hal ini adalah "contingent". Ternyata yang benar-benar penting mungkin adalah "contingent". Fokus dari pertanyaannya pengetahuan-pengetahuan manusia modern (biologis, psikologis, dan sosial). Hal ini menawarkan kebenaran ilmiah yang universal mengenai sifat manusia, yang seringkali hanya merupakan ekspresi etika dan komitmen politis pada masyarakat tertentu. "Filsafat kritis" dapat melemahkan klaim tersebut, karena hal itu hanyalah hasil dari "contingent" kekuatan-kekuatan sejarah, bukan didasarkan oleh kebenaran ilmiah.
Kemudian, Locke, Hume, dan terutama Kant yang mengembangkan ide-ide modern filosofis yang berbeda, sebagai kritik terhadap ilmu pengetahuan.
Penemuan epistimologis yang luar biasa Kant saat itu, adalah untuk mengungkap batas-batas kekuasaan kita terhadap pengetahuan, dan sekaligus mengungkap keadaan-keadaan yang diperlukan untuk latihan mereka. Segala yang tampak mungkin hanyalah sekumpulan fitur-fitur/khayalan (contingent) yang ada di dalam pikiran/kognisi manusia (sebagai contoh adalah konsep keruangan/spasial, dan karakter sementara dari benda-benda di sekitar kita), hal ini menjadi sangat penting untuk membuatnya menjadi kebenaran. Bagaimanapun juga Foucault menunjukkan pentingnya membalikkan gerakan Kantian. Ia menganjurkan untuk mempertanyakan "apa", dalam hal ini adalah "contingent". Ternyata yang benar-benar penting mungkin adalah "contingent". Fokus dari pertanyaannya pengetahuan-pengetahuan manusia modern (biologis, psikologis, dan sosial). Hal ini menawarkan kebenaran ilmiah yang universal mengenai sifat manusia, yang seringkali hanya merupakan ekspresi etika dan komitmen politis pada masyarakat tertentu. "Filsafat kritis" dapat melemahkan klaim tersebut, karena hal itu hanyalah hasil dari "contingent" kekuatan-kekuatan sejarah, bukan didasarkan oleh kebenaran ilmiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar