Jumat, 19 Februari 2010
Foucault : Kritik-kritik Kant terhadap Representasi Klasik (9)
Foucault menyatakan bahwa "perubahan" besar menjadi filsafat modern terjadi ketika, dengan Kant (sebagai contoh dari sesuatu pembahasan yang jauh lebih luas dan lebih mendalam), dengan demikian maka terdapat kemungkinan munculnya pertanyaan “apakah ide mengenai kenyataan merepresentasikan objek-objek” dan , jika demikian, bagaimana cara kerjanya. Dengan kata lain, ide-ide tidak lagi dianggap sebagai kendaraan tak bermasalah bagi pengetahuan; sekarang mungkinkan untuk berpikir bahwa mungkin tidak ada yang dapat dilakukan terhadap pengetahuan (atau memiliki akar dalam) mengenai sesuatu yang lain kecuali representasi. Hal ini bukan berarti bahwa representasi sama sekali tidak berhubungan dengan pengetahuan. Mungkin beberapa (atau bahkan semua) pengetahuan masih didasari oleh ide-ide yang terlibat 'untuk merepresentasikan objek-objek. Namun Foucault menegaskan, bahwa hanya pemikiran (dengan Kant)yang mungkin dapat merepresentasikan pemikiran itu sendiri (dan ide-ide yang direpresentasikan) dapat juga sesuatu yang memiliki asal dari sesuatu yang lain.
Pemikiran ini, menurut Foucault, menjadi kemungkinan-kemungkinan modern yang penting dan khas. Pada awalnya merupakan hanya dikembangkan oleh Kant sendiri, yang berpikir bahwa representasi (pikiran atau ide) itu sendiri produk ( "bentukan" yang dilakukan oleh) pikiran. Bagaimanapun jugayang dihasilkan oleh pikiranmerupakan realitas natural atau historis, tetapi merupakan wilayah khusus dalam epistemis: transendental subjektivitas. Dengan demikian, Kant mempertahankan keberadaan pemikiran Klasik dari desakan bahwa pengetahuan tidak dapat dipahami sebagai realitas fisik atau historis, namun ia meletakkan dasar-dasar pengetahuan dalam suatu domain (transendental) lebih fundamental daripada ide-ide. (Kita harus menambahkan, tentu saja, bahwa Kant juga tidak memikirkan memiliki domain ini sebagai sebuah realitas di luar sejarah dan fisik, tetapi bukan metafisika. Tetapi sebagai metafisik alternatif yang dieksplorasi oleh idealisme metafisika yang diikuti oleh Kant) di sisi lain - dalam beberapa hal yang lebih identik dengan pandangan modern adalah bahwa ide-ide itu sendiri merupakan realitas sejarah. Ini paling masuk akal untuk dapat dikembangkan dengan membuat ide dasarnya terikat dengan bahasa (misalnya, Herder), saat ini dianggap sebagai hal yang primer (dan di-historiskan) sebagai kendaraan dari pengetahuan. Tetapi pendekatan semacam itu tidak layak dalam bentuk murni, karena untuk membuat sepenuhnya pengetahuan menjadi historis akan menjauhkannya dari karakter-karakter normatif, sehingga justru menghancurkan karakternya sebagai pengetahuan. Dengan kata lain, pengetahuan pemikiran modern pada dasarnya membuat sejarah, ia harus mempertahankan beberapa keseimbangan fungsional pada wilayah transendental Kant untuk menjamin validitas normatif pengetahuan.
Referensi:
http://plato.stanford.edu/entries/foucault/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar