Jumat, 30 Desember 2011

Geografi Tentang Cina: Sungai-Sungai Utama (3)


Dua Cina sungai utama, Huang He (Sungai Kuning) dan Chang Jiang (Yangzi atau Sungai Yangtze), serta Sungai Mutiara (Zhu Jiang) merupakan sistem delta yang ditandai oleh Jiang Xi (Barat Sungai) di tenggara Cina. Sungai-sungai tersebut selama ini telah berperan besar dalam pembangunan pertanian dan pertumbuhan penduduk sepanjang sejarah Cina. Sungai lain, Heilong Jiang (dikenal juga sebagai Sungai Amur, nama Rusia-nya) merupakantanda alam perbatasan antara Cina dan Rusia. Pada masa lalu, daerah ini adalah salah satu tempat konfrontasi antara para negara tetangga. Cekungan drainase sungai Cina dibedakan dalam hal luas dan topografi, berpotensi dan memiliki peluang untuk pengembangan pertanian. Hal ini karena sebagian dari sungai-sungai terbesar China memiliki hulu/sumber di dataran tinggi di Qinghai-Tibet. Aliran tersebut memiliki tingkat kecuraman yang tinggi hingga menengah menuju tempat yang lebih rendah. Dengan demikian Cina kaya akan sumber daya listrik tenaga air.

Masing-masing sungai memiliki karakteristik khusus dan memiliki masalah yang berbeda di lokasi yang berbeda di sepanjang masing-masing aliran sungai tersebut. "Sungai" (Perhatikan bahwa "jiang" dalam bahasa inggris memiliki sifat atau karakteristik yang berbeda. Terdapat banyak kata yang membedakan aliran air sesuai dengan ukuran dan karakter - stream (aliran), brook (parit/selokan), creek (anak sungai), river (sungai). Dalam bahasa Cina, perbedaan serupa diungkapkan tetapi kata-kata umum yang biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "sungai". "Jiang" 江 adalah deskripsi yang paling umum untuk "sungai" dalam bahasa Cina, menandakan sungai yang sering geologis muda yang memotong melalui lembah sempit "he" 河, di sisi lain, umumnya digunakan untuk sebuah sungai yang luas dan geologis tua.. Dalam hal ini, banyak hilir Huang he mengingatkan pada Sungai Mississippi yang tenang sedangkan bagian tengah dan atas dari Chang Jiang menyerupai Sungai Colorado dengan arus yang kuat, liar, dan deras.

• Huang He (Sungai Kuning). Sungai terpanjang kedua Cina, Huang He berhulu di provinsi Qinghai dan sepanjang 5464km mengalir menuju Laut Kuning. Danau yang jernih dan mengalir berkelok-kelok pelahan dan tenang merupakan ciri khas di bagian hulu. Sepanjang belokan besar dari Huang He, sungai dengan arus deras mengukir jalan melalui dataran tinggi, dan mengikisnya sehingga terjadi erosi yang cukup besar. Tanah yang terkikis terbawa aliran tersebut menciptakan"sungai lumpur" (tanah yang terbawa aliran tersebut disebut Huang tu atau "bumi kuning" dalam bahasa Cina dan itu adalah warna dari lumpur bawaan tersebut di sungai  diberi nama Huang he " Sungai Kuning "). Pengangkutan sedimen oleh sungai tersebut tercatat bahwa 40% sedimen berat di musim panas (untuk sungai-sungai lain di dunia 3% akan dianggap beban sedimen yang berat), sungai tersebut mengumpulkan sejumlah besar aluvium yang dibawa oleh aliran dari Dataran Cina Utara. Selama berabad-abad, deposisi telah mengangkat Huang He sehingga sebagian diantaranya ditinggalkan didaerah pertanian yang lebih rendah di sekitarnya, yang dikandung oleh tanggul dan tanggul dibangun untuk mengendalikan apa yangsecara historis disebut "Penderitaan Cina" (karena aliran tersebut merupakan pembawa banjir dan kelaparan).
Perubahan Aliran Sungai Huang He
Aliran di bagian yang lebih rendah (hilir) Huanghe pernah berubah 26 kali dalam sejarah China, terutama sembilan kali termasuk banjir besar pada tahun 1194 AD dan lagi pada tahun 1853, yang membawa bencana yang tak terhitung ke desa-desa dan kota-kota dari Dataran Cina Utara. (Lihat Peta Perubahan aliran Sungai Huang He.) Apa yang pernah menjadi momok yang melanda orang-orang Cina di seluruh sebagian besar sejarah mereka terus menjadi salah satu tantangan besar China alami -mencegah baik banjir dan kekeringan di suatu wilayah dengan lebih dari 100 juta orang. Siltasi di mulut Huang He memanjang sepanjang sungai sekitar 35 km (20 mil) antara tahun 1975 dan 1991. Dataran Cina Utara memang sebuah "berkah" dari Huang He.

Sepanjang dataran tinggi hasil dari pengendapan lumpur yang telah mengeras tersebut, sekitar 40 juta orang China masih hidup dalam tempat tinggal gua atau bawah tanah yang merupakan respon yang sangat sesuai dengan sifat khas, tidak adanya alternatif bahan bangunan seperti kayu.

Rabu, 28 Desember 2011

Geografi Tentang Cina: Peta Garis (2)

Peta garis atau "outlines map" adalah Peta yang dirancang untuk digunakan sebagai transparansi supaya dapat dilakukan overlay pada overhead proyektor gunamenunjukkan keragaman geografi suatu wilayah (dalam hal ini Cina) secara fisik maupun budayaPeta sederhana ini dapat dengan mudah diperbanyak dalam rangka pembelajaran geografi. Banyak bagian-bagian yang dapat dijelasakan secara diskriptif dengan memanfaatkan peta. Hal ini  merupakan cara untuk mempertajam pemahaman bagi mereka yang ingin mengkaji Cina, secara geografis

Peta 1. Peta Letak Cina
Berikut ini merupakan beberapa peta garis yang menunjukkan beberapa informasi mengenai Cina secara geografis.
Peta 1. menunjukkan posisi atau letak Cina dalam konteks peta dunia. Hal ini dapat menjadi informasi bagi siapa saja yang ingin mengetahui di mana posisi negeri Cina tersebut. Peta jenis ini menjadi penting mengingat seseorang yang ingin mengkaji Cina secara geografis pada tahap awal pastilah membutuhkan informasi awal. Apalagi jika tinggal di luar asia.
Peta 2. Peta Cina dan Negara Disekitarnya
Setelah mengetahui posisi negeri Cina dalam konteks dunia, tahap berikutnya dapat dicermati Peta 2. yang menunjukkan Cina dengan batas-batas negara di sekitarnya, selain itu dapat pula dilihat perbandingan luas negara Cina dibanding dengan negara-negara lain di sekitarnya. Dari peta ini terlihat Cina lebih besar dibandingkan dengan peta sebelumnya.


Peta 3. Peta Sungai-Sungai Besar di Cina
 Peta Ke 3 menunjukkan tambahan informasi mengenai letak sungai-sungai besar di wilayah Cina. Informasi mengenai sungai-sungai besar di suatu tempat dapat digunakan untuk memperkirakan aksesibilitas kota-kota sekitar sungai tersebut, dengan asumsi bahwa sungai tersebut digunakan sebagai prasarana transportasi air.

Peta 4. Peta Gunung dan Gurun Di Cina


Penggambaran letak di mana gunung-gunung, pegunungan, serta letak gurun yang berada di Cina. Informasi tersebut dapat digunakan untuk mengetahui tempat-tempat yang terisolir oleh geographic barrier (penghalang secara geografis, terisolir karena penghalang geografis, seperti gunung, gurun, dan sungai). Hal ini dapat dilihat pada Peta 4.

Peta 5. Peta Perubahan/Pergeseran Aliran Sungai Kuning


Peta juga dapat menggambarkan suatu proses perubahan fisik. Ketika kita membahas perubahan tentu saja kita tidak akan lepas dari sudut pandang historis atau kesejarahan. Hal ini karena perubahan terjadi dari waktu ke waktu. Pada Peta 5. dapat dilihat perubahan atau pergeseran aliran Sungai Kuning (Huang Ho, Yellow River) pada bagian muaranya.
Peta 5. Sejarah Perbatasan Selama Tiga Periode


Kajian Geografi Historis, dapat dilihat pada Peta 5. Dari peta tersebut dapat dilihat batas wilayah Cina secara politis dari masa ke masa, adapun wilayah tersebut ditandai dengan block warna, arsiran, dan garis. Perhatikan Peta 5. tersebut, pada bagian peta tersebut yang berwarna hitam, merupakan wilayah Cina pada masa Pra Sejarah dan Dinasti Shung. Pada peta dengan tanda arsiran adalah wilayah Cina pada masa Dinasti Han, sekitar abad ke 2 Masehi (sekitar tahun 200an).Pada wilayah yang dibatasi oleh garis terputus-putus merupakan wilayah Cina pada periode Dinasti Chi'ing atau Kerajaan Manchu (, sekitar tahun 1644 sampai dengan 1912. Dan terakhir adalah wilayah Cina hari ini dibatasi dengan tanda garis yang tidak terputus.

Peta 6. Wilayah Pertanian dan Hasil Pertanian
Distribusi daerah pertanian pun dapat juga ditunjukkan dengan peta garis (outlines map). Pada Peta 6. ditunjukkan daerah-daerah penghasil komoditi pertanian yang merupakan bahan pangan di wilayah tersebut. Komoditi yang tertera dalam peta tersebut antara lain adalah berbagai jenis beras, kedelai, jagung dan juga gandum. Dapat dilihat dari peta tersebut bahwa di bagian selatan Cina di dominasi oleh produksi berbagai jenis beras, sementara di belahan utara, komoditi yang dihasilkan lebih beragam, selain beras juga kedelai, gandum, dan juga jagung.

Peta  7. Tembok Besar Cina

Peta berikutnya adalah peta garis yang menunjukkan informasi mengenai letak suatu Landmark negeri Cina, yaitu Tembok Besar Cina, yang merupakan peninggalan budaya material peradaban masa lalu. Selain itu juga kanal yang merupakan karya peradaban masa lalu yang saat itu dibuat untuk kepentingan pertahanan dari serangan tentara Mongolia. Untuk saat ini kanal tersebut tidaklah dibangun sekaligus, melainkan dari waktu ke waktu terus diperpanjang. Kanal tersebut dibangun memakan waktu lebih dari 400 tahun. Pada saat ini kanal tersebut memiliki berbagai fungsi terutama untuk bidang pertanian dan transportasi.

Dari peta-peta yang di atas, dapat dilihat berbagai macam informasi geografis, baik aspek fisik, historis, dan sosio-kultural. Dengan demikian, untuk digunakan dalam proses pembelajaran dan pengenalan manfaat peta secara geografis maka Outlines Map atau peta garis sangat berguna sekali.





Sumber:
http://afe.easia.columbia.edu/china/geog/maps.htm#1a

Senin, 26 Desember 2011

Geografi Tentang Cina: Peta-Peta (1)

Peta 1. Peta Batas Politis
Tahap pertama dalam mengkaji ataupun mengamati suatu region, lokasi ataupun tempat secara geografis, kita perlu untuk mengamati peta-peta mengenai suatu wilayah yang akan kita kaji. Dari beberapa jenis peta yang memungkinkan untuk didapatkan akan memberikan beberapa informasi awal. Beberapa informasi yang relevan dengan pertanyaan penelitian atau kajian kita, akan kita sebut sebagai data.
Kali ini kita coba melihat wilayah Cina dan berikut ini adalah beberapa jenis peta yang dapat digunakan sebagai informasi awal sebelum kita mengkajinya secara geografis.
Peta 2. Peta Asia dan Asia Tenggara
 Peta Pertama di bawah ini merupakan peta yang memberikan informasi mengenai batas-batas negara yang berada di sekitar Cina. Batas-batas tersebut juga lazim disebut batas-batas politis. Dari peta tersebut juga dapat di lihat jalur-jalur jaringan transportasi darat yang menghubungkan antara satu kota dengan kota lain.


Peta Kedua juga masih merupakan peta dengan batas-batas politis dalam konteks regional Asia dan Asia tenggara. Dari peta tersebut maka kita dapat mengetahui di mana posisi Cina terhadap negara-negara lain di Asia Tenggara. Hal ini memungkinkan untuk mengetahuinya hanya dengan menggunakan peta dengan skala yang cukup besar, sehingga dapat melihat dengan lingkup yang lebih luas.
Peta 3. Peta Kepadatan Populasi


 Peta Ke Tiga dapat kita lihat peta tersebut memiliki variasi warna dari mulai, putih sampai ke ungu gelap. Dari peta tersebut dapat kita peroleh informasi mengenai kepadatan populasi beserta distribusinya. Semakin gelap warna area dalam peta tersebut, maka semakin padat populasi penduduk di tempat tersebut
Peta 4. Peta Topografi
Topografi suatu wilayah dapat kita lihat pada peta topografi (Peta 3.) Dari peta tersebut dapat kita lihat kontur/ tinggi rendah permukaan bumi pada suatu wilayah. Peta tersebut dapat menunjukkan apakah suatu tempat merupakan dataran, perbukitan, berbukit-bukit atau bergunung-gunung. Peta jenis ini dapat membantu untuk memprediksi atau untuk mengidentifikasi daerah-daerah rawan banjir, tanah longsor dan lain sebagainya, dan tentu saja dibantu dengan data dari peta-peta jenis lain, seperti peta jenis tanah, peta geologi dan lain sebagainya.
Peta 5. Peta Linguistik (penggunaan bahasa)


Peta tidak hanya digunakan untuk memberikan informasi fisik, namun juga dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial budaya sebagai salah satu contohnya peta bahasa atau linguistik (salah satu bagian dari unsur budaya) adalah Peta 5.Dari peta tersebut jenis-jenis bahasa tradisional yang digunakan di wilayah-wilayah di Cina. Jadi distribusi pengguna bahasa tertentu dapat diketahui dan ditunjukkan dengan simbol warna.
Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa peta merupakan basis data atau suatu dasar yang paling penting bagi ilmu dan kajian geografis, dan tentu saja basis bagi penyediaan data Sistem Informasi Geografi.






Sumber
http://afe.easia.columbia.edu/china/geog/maps.htm#2b

Sabtu, 24 Desember 2011

Memahami Tempat dan Ruang: Proses Pemaknaan Manusia Terhadap Lingkungannya

Tempat adalah suatu ruang domestik, dan suatu "tempat" di permukaan bumi "ada" melalui proses penamaan. Perbedaan-perbedaan konseptual harus diakui jika keahlian itu Geografi adalah untuk dipahami.
Dalam usaha untuk memahami dunia di mana kita hidup, manusia - bahkan sebelum ada subjek yang disebut "geografi" - berusaha untuk mengkategorikan berbagai lingkungan alami mereka temui. Pada tingkat yang paling mendasar, perbedaan dibuat antara air dan tanah, dataran tinggi dan dataran rendah, danau dan sungai. Kota dan negara, pasar dan pertanian, lapangan dan pabrik kategori yang sama - tempat generik bernama - bahwa manusia diciptakan. Masing-masing merupakan daerah bernama Bumi pada tingkat, luas yang umum pemahaman. Dalam arti tertentu, tingkat generalisasi adalah jenis taksonomi, sebuah sistem klasifikasi yang mencakup skala geser "daerah alami."
Di Asia Timur, seperti di tempat lain di dunia, orang telah dikaruniai ruang dengan makna dengan memberi mereka nama. Mengetahui nama-nama tempat, karakteristik tempat, dan hubungan antara dan di antara tempat-tempat semua blok bangunan menuju ke istilah-istilah Geografis. Siswa dan guru sama-sama sering merasa frustrasi dalam pembelajaran dan penamaan tempat yang tampak aneh pada awalnya, karena kombinasi huruf-huruf yang tampaknya aneh dan sulit untuk dipahami dan diingat. Namun, siswa dan guru harus memahami nama-nama tempat.
Faktor-faktor sosial, ekonomi, politik, dan fisik terus menerus memberikan kontribusi ke tempat-tempat membentuk kembali. Nilai, ideologi, dan teknologi memberikan kontribusi pada reorganisasi ruang. Kehidupan di sepanjang sungai-sungai baik itu di Jepang, Cina, Korea, maupun Vietnam, akan bervariasi berbeda sebanyak keragaman budaya-budaya nya.

Jumat, 23 Desember 2011

Yooo... Berpikir Spasial

Peta tidaklah cukup hanya untuk menggambarkan lanskap/bentang alam atau hanya  menjelaskan apa pun yang digambarkannya. Hal yang lebih penting di sini haruslah lebih ditekankan pada analisis terhadap serangkaian sistem  spasial, manusia, tempat, dan lingkungan. Kemudian melihat peta tersebut sebagaimana melihat dunia nyata. Peta hanya digunakan sebagai alat bantu untuk menggambarkan dunia nyata, bukan merupakan kenyataan itu sendiri.
Dalam berpikir spasial, geografi beranjak dari keyakinan bahwa fenomena fisik dan budaya bukanlah sesuatu yang acak  di permukaan bumi, tetapi hal ini memiliki pola spasial teratur dan berulang yang nampak, jika seseorang dapat melihatnya. Dalam rangka mencari pemahaman tentang "keteraturan spasial", geografer mengamati 
Points Lines Areas dan Volumes (titik, garis, area, dan volume).
... sebagai suatu perangkat deskripsi yang layak, tetapi hal ini lebih mengutamakan analisis terhadap karakteristik-karakteristiknya. Secara keseluruhan, titik, garis, area, dan volume mewakili karakteristik spasial secara mendasar dari setiap fenomena atau seperangkat fenomena yang beroperasi pada skala yang berbeda, mulai dari lokal ke global.
Analisis karakteristik-karakteristik spasial  secara mendasar mendasar akan membantu untuk memahami hubungan spasial, struktur spasial, dan proses spasial. Meskipun keempat sifat spasial - titik, garis, area, dan volume - mungkin tampak pada pandangan pertama, dan nampak cukup abstrak, tetapi hal ini sebenarnya cukup sederhana. Sebagai contoh:
Di Jepang, misalnya,
Kota Yokohama dapat dilihat sebagai sebuah "titik" di beberapa skala tertentu yang terhubung melalui darat, air, dan udara, yang berupa "suatu garis." Wilayah Kanto di mana Kota Yokohama  berada adalah suatu "area," seperti juga daerah lain yang mungkin terhubung. Teluk Yokohama di bagian timur  dapat dianggap sebagai "volume."
Para Geografer dapat menentukan kerangka kerja analitis menggunakan konsep-konsep seperti jarak, arah, dan kepadatan, untuk memahami organisasi spasial Yokohama dalam kaitannya dengan lingkungan sekitarnya, dari jarak jauh.
Konsep-konsep lainnya, seperti difusi spasial, aksesibilitas ruang, dan hirarki ruang, menyediakan rute untuk analisis yang lebih kompleks.

Selasa, 20 Desember 2011

Mental Map : Kajian Kualitatif dalam Geografi

Konsep peta mental bisa merujuk ke pribadi seseorang dan persepsi dunia mereka sendiri. Meskipun ini jenis subyek yang cenderung paling mungkin dipelajari oleh bidang dalam ilmu sosial , topik ini paling sering dipelajari oleh geografer modern untuk menentukan dari lokasi-lokasi fasilitas publik secara subyektif  sebagai preferensi pribadi dan penggunaan praktis geografi seperti petunjuk arah mengemudi. Media massa juga sering secara langsung mempengaruhi peta mental seseorang secara geografis. Dimensi geografis yang dirasakan oleh orang asing  sangat dipengaruhi oleh berita-berita di media dari wilayah asing yang diliput.

Mental map juga sering disebut persepsi seseorang tentang dunia. Sebuah peta mental adalah peta internal individu tentang dunia mereka dikenal.
Dalam geografi kajian sosial-budaya, Geografer ingin mengetahui tentang peta mental dari individu-individu dan bagaimana mereka menyusun/mengorganisir ruang di sekitar mereka. Hal ini dapat diteliti dengan meminta petunjuk ke lokasi, arah, atau lainnya, dengan meminta seseorang asli daerah tersebut (lokal) untuk menggambar sketsa peta suatu daerah atau kawasan yang menggambarkan.
Ini cukup menarik apa yang kita pelajari dari peta mental kelompok. Dalam banyak penelitian, kita menemukan bahwa orang-orang dari kelompok sosial ekonomi rendah memiliki peta yang meliputi wilayah geografis yang lebih kecil dari peta mental dari individu-individu kaya.  Mereka melihat bahwa lingkungan ini berada dalam arah tertentu dan terletak diantara daerah yang diketahui lainnya.Dengan meminta individu untuk arah, ahli geografi dapat menentukan landmark tertanam dalam peta mental kelompok.
Penelitian peta mental menunjukkan bahwa liputan media massa dan diskusi stereotip dan cakupan tempat di seluruh dunia memiliki efek besar pada persepsi orang tentang dunia.Perjalanan membantu untuk melawan efek dari media dan umumnya meningkatkan persepsi seseorang mengenai suatu wilayah, terutama jika itu adalah tujuan liburan populer.
Kajian atau penelitian yang berusaha mengungkap atau memahami pengorganisasian ruang secara lokal   hanya dapat dilakukan dengan pendekatan dan metode penelitian kualitatif. anda ingin mencoba?!! silahkan dikembangkan

Senin, 19 Desember 2011

Katakan "Peta" : Arti Penting Peta dalam Geografi

Apa yang terlintas dalam pikiran kita, ketika kita ingin mengetahui suatu tempat? atau ketika kita ingin mengetahui informasi awal mengenai suatu tempat. Tentu saja dengan peta. Hal ini pun sudah banyak diketahui oleh anak-anak sekarang dari film "Dora the Explorer". Dalam film tersebut peta merupakan perlengkapan yang vital dalam setiap petualangannya, dan menyelesaikan misi-misinya. Berikut inilah definisi dari peta.
Peta adalah representasi visual untuk menggambarkan suatu daerah secara simbolis yang menekankan hubungan antara unsur-unsur dalam ruang tersebut, berdasarkan objek, daerah, dan tema. Peta biasanya merupakan representasi dua dimensi, geometris akurat (relatif akurat) dengan skala tertentu. Peta merupakan hal yang paling penting untuk menggambarkan kondisi geografi, karena peta dapat mewakili setiap ruang, nyata atau dibayangkan (http://wikipedia.com).
Berikut ini adalah manfaat dan fungsi peta antara lain adalah:
- Menentukan Batas Politis, hal ini berkaitan dengan penentuan batas administratif politis antar negara, hingga antar desa.
- Menentukan kepadatan populasi di suatu wilayah.
- Menentukan topografi/ kontur/ kemiringan lereng disuatu wilayah. Dengan demikian kita dapat mengetahui kondisi geomorfologi suatu wilayah.

Masih banyak lagi fungsi dan kegunaan peta bagi kehidupan manusia. Dan salah satu alat atau perlengkapan yang paling mendasar untuk analisis suatu wilayah, peta merupakan syarat pertama yang harus ada.
-

Sabtu, 17 Desember 2011

Geografi?!

Geografi adalah segala sesuatu yang secara fundamental berkaitan dengan berbagai proses, baik itu fisik, manusia dan kegiatan di permukaan bumi supaya  menjadi mappable (dapat dipetakan).

Meletakkan tempat - tempat (seperti kota-kota, sungai, gunung, danau, dll) - dan mengetahui fakta-fakta yang terkait,adalah langkah pertama sangat penting dalam memahami geografi. Keterkaitan sekumpulan tempat dan fakta-fakta,  adalah mutlak dan fundamental dalam wacana geografis.

Hal ini kita lihat sebagai kaitan, dari waktu ke waktu serta melintasi ruang melintasi ruang. Namun, hal ini merupakan sesuatu yang penting untuk dapat berpikir secara geografis. Geografer selalu berusaha mencari pola-pola yang dihasilkan dari proses spasial. Tempat-tempat dan fakta-fakta diletakkan dalam kerangka saling keterkaitan secara geografis dalam konteks yang lebih luas. Yang oleh para geografer disebut  Perspektif spasial atau "konteks spasial.

Kamis, 15 Desember 2011

Pertanyaan Geografis : Di mana? dan Mengapa?

Dasar pertanyaan yang bersifat geografis adalah "di mana?", dan "Mengapa ada di sana?". Dua Pertanyaan tersebut mengacu pada ruang/tempat (spasial), serta alasan yang kemudian mengacu pada proses keruangan, -yang tentu saja melibatkan demensi waktu, atau bersifat historis-
Dua pertanya tersebut, sebenarnya merupakan pertanyaan yang paling mendasar dalam kajian geografis. adapun langkah pertama untuk menjawab pertanyaan yang mendasar tersebut, adalah "peta". Dengan peta, kita akan dapat mengetahui atau paling tidak membayangkan di mana tempat tersebut, dan apa kaitannya dengan tempat-tempat di sekitarnya sebelum dapat menjawab pertanyaan berikutnya.

Selasa, 13 Desember 2011

Hujan Meteor, Tanggal 13-14 Desember 2011

Hujan meteor Geminids kembali terjadi. Frekuensi meteor cukup banyak, 1-2 meteor per menitnya. Hujan meteor Geminids yang mencapai puncak pada 13-14 Desember mendatang itu merupakan hujan meteor terakhir di tahun ini.

"Hujan meteor Geminids sudah terjadi sejak pekan pertama Desember ini dan mencapai puncaknya pada 13-14 Desember. Diperkirakan pada saat puncak ada 100 meteor per jam atau 1-2 meteor per menit. Ya, ini hujan meteor terakhir tahun ini," kata peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (12/12/2011).

Sayangnya, cahaya bulan berpotensi mengganggu pengamatan fenomena tahunan ini. Jika ingin menyaksikannya, silakan lihat ke langit di ufuk timur agak ke utara, sebelum bulan terbit pada pukul 19.00 WIB. Carilah rasi bintang Gemini, karena hujan meteor ini seolah muncul dari gugus bintang tersebut.

"Hujan meteor ini kerap dianggap istimewa oleh para pengamat karena tidak seperti hujan meteor yang lain yang berasosiasi dengan komet, Geminids berasosiasi dengan asteroid," terang Djamaluddin.

Hujan meteor Geminids berasal dari asteroid Phaenton. Asteroid merupakan kepala komet yang sudah habis debu-debunya, sehingga yang tersisa hanya intinya berupa batu dengan diameter sekitar 5 kilometer.

Para pencinta angkasa umumnya menunggu datangnya hujan meteor Geminids. Sebab meteor yang dihasilkan hujan meteor ini relatif terang jika dibandingkan hujan meteor lainnya. "Karena dikaitkan dengan debu asteroid atau bagian komet yang paling dalam, sehingga relatif lebih padat. Karena itu menghasilkan meteor lebih terang," ucap Djamaluddin.

Dikutip dari space.com, dalam buku 'Observe Meteors' yang diterbitkan Liga Astronomi, astronom David Levy dan Stephen Edberg mencatat, "Jika Anda belum melihat bola api besar Geminid yang anggun melintasi langit, maka Anda belum melihat sebuah meteor."



Sumber:

Detiknews

Senin, 12 Desember 2011

Gerhana Bulan, 10 Desember 2011

Dilansir dari kompas.com, Gerhana Bulan Total (GBT) terjadi Sabtu (10/12/2011) malam dengan totalitas selama 50 menit, mulai dari pukul 21.07 hingga 21.57 WIB. GBT tersebut adalah gerhana terakhir yang terjadi di tahun ini.
GBT terakhir tak bisa dilihat dengan maksimal karena awan dan hujan yang menyelimuti langit beberapa kota. Di Jakarta, misalnya, awan tebal menutup langit dan hujan masih berlangsung hingga saat totalitas.
Awan juga menyelimuti langit Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Namun, masyarakat di sana masih dapat menyaksikan totalitas gerhana selama 20 menit. Mereka pun menjumpai fenomena unik.
"Sempat tersibak saat totalitas, Bulan nampak memerah kebiruan," tulis astronom Ma'rufin Sudibyo di akun Facebook-nya.
Saat terjadi GBT, Bulan memang tidak akan lenyap begitu saja. Biasanya, Bulan tampak dalam warna merah karena saat itu cahaya merah paling banyak dihamburkan.
Dalam percakapan semalam, Ma'rufin mengatakan bahwa warna kebiruan itu teramati hanya saat totalitas gerhana terjadi. Pada saat itu, sebagian besar Bulan berwarna merah dan ada sebagian yang berwarna kebiruan.
"Warna merah kebiruan terlihat di dua teleskop yang berbeda dan cenderung menumpuk di satu titik, khususnya tempat umbra pertama kali meninggalkan cakram Bulan," jelasnya.
Konfirmasi dengan astronom Mutoha Arkanuddin yang melakukan pengamatan bersama masyarakat di Masjid Kauman, Yogyakarta, menunjukkan bahwa warna kebiruan itu tak teramati.
Lalu, apa sebab warna kebiruan itu? "Itu yang masih misterius bagi saya. Satu hipotesa saat ini sih, kemungkinan itu cahaya hasil hamburan ozon," jawab Ma'rufin.
Adanya warna kebiruan itu baru teramati kali ini. Saat GBT 16 Juni 2011 lalu, kata Ma'rufin, fenomena tersebut tidak terjadi. Untuk mengetahui sebab pasti, harus dilakukan perbandingan hasil pengamatan di tempat lain. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apakah warna kebiruan tersebut hanya efek lokal atau memang nyata ekstraterestrial.
Bulan berwarna kebiruan pernah terjadi pada tahun 1992. Saat itu, atmosfer kotor akibat hasil aktivitas vulkanik Gunung Pinatubo di Filipina. Berbeda dari GBT 10 Desember 2011, saat itu Bulan sama sekali tak menunjukkan warna merah. Hanya ada warna biru di sebagian kecil cakram Bulan, sementara sisanya gelap. Hasil aktivitas vulkanik yang mengotori atmosfer menyebabkan sedikitnya cahaya yang dihamburkan dan menimbulkan kegelapan total selama GBT.
Sementara, di Pontianak, Gerhana Bulan hanya dapat disaksikan setelah mulai pukul 22.06-23.30. Hal ini disebabkan karena sejak sore hari langit di atas kota Pontianak tertutup oleh awan. Dengan demikian warga Pontianak hanya dapat menyaksikan secara langsung proses akhir dari gerhana bulan tersebut.

Sumber:
Kompas
Pengamatan dari Kota Pontianak

Kamis, 08 September 2011

Tokoh Geografi Politik Post Modern: Edward Soja

William Edward Soja (lahir tahun 1940, di Bronx (New York City), AS) adalah geografer politik postmodern dan perencana perkotaan di fakultas di UCLA, dan juga Profesor Distinguished Perencanaan Perkotaan, dan London School of Economics. Dia memiliki gelar Ph.D. dari Syracuse University. Penelitian awal difokuskan pada perencanaan di Kenya.

Selain memberikan kontribusi mengenai  teori budaya feminis Amerika, dan seorang intelektual Perancis  Michel Foucault (1926-1984), Profesor Ed Soja kontribusi terbesar terhadap teori ruang dan bidang geografi budaya adalah penggunaan nya dari pekerjaan Prancis Marxis sosiolog perkotaan Henri Lefebvre (1901-1991), penulis Produksi Ruang (1991). Soja telah memperbarui konsep Lefebvre dari tiga serangkai spasial dengan konsep sendiri trialectics spasial yang meliputi thirdspace, atau ruang yang baik yang nyata maupun yang dibayangkan.

Soja berfokus analisis kritis postmodern tentang ruang dan masyarakat, atau apa yang ia sebut spasialitas, pada orang-orang dan tempat-tempat Los Angeles. Pada tahun 2010 University of Minnesota Press telah merilis buku terbarunya, berfokus pada keadilan spasial. [2]

Soja telah bekerja sama dalam penelitian dan menulis dengan, terutama, Profesor Allen J. Scott (UCLA), Michael Storper (UCLA, LSE), Fredric Jameson (Duke University), David Harvey (Johns Hopkins, CUNY), dan fakultas dalam berbagai departemen Perencanaan Perkotaan, Arsitektur, Studi Kebijakan, dan Geografi di UCLA. Soja penelitian yang asisten untuk karyanya terbaru, Mencari Keadilan Spasial (2010), termasuk Mustafa Dikec, Joe Boski, Tom Kemeny, Walter Nichols, Alfonso Hernandez-Marquez, Stefano Bloch, Ava Bromberg, dan Konstantina Soureli.


Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Edward_Soja