Jumat, 11 November 2016

Panduan Lapangan Pembentukan Budaya Sekolah: Ritual dan Acara-Acara Tradisi di Sekolah (6)



Budaya dalam Tindakan
Sebuah kehidupan tanpa ritual dan upacara akan menjadi satu tanpa kekayaan dan semangat. Ritual kecil harian pada kehidupan kita, menyediakan waktu untuk refleksi, koneksi, dan pengalaman yang bermakna. Bayangkan hari tanpa kopi pagi atau melirik koran, tanpa istirahat sore hari dengan rekan-rekan, absen pada malam akhir pekan dengan orang yang dicintai. Ritual membantu membuat kita tetap terhubung, terjadinya pembaharuan, dan memberikan kesempatan untuk memelihara ikatan dengan orang lain dalam hubungan kerja atau kebersamaan hidup.

Ritual dan upacara sering terjadi dalam pola yang teratur selama setahun, penegasan dan ditandai pada kalender per bulan. Berbagai kejadian bermakna terasa akan hilang jika kita tidak mengikuti ataupun tidak ada peringatan-peringatan hari jadi ataupun pembukaan tahun ajaran baru, Halloween, Thanksgiving, Natal, Cinco de Mayo, Kwanzaa, Hanukkah , Paskah, Paskah, malam Tahun Baru, Syawalan atau Halal bihalal.

Tanpa upacara dan tradisi untuk menandai berlalunya waktu, ataupun menghormati prestasi
atau penghargaan pencapaian, serta merayakannya untuk membuka kemungkinan tumbuhnya harapan dan impian baru, maka kehidupan kita akan stagnan, terhenti, serasa mengering, dan menjadi hampa akan makna dan tujuan. Hal seperti ritual dan upacara tradisi dan  budaya secara rutin dan berurutan akan membantu menjaga kita semua tetap terhubung ke nilai-nilai yang lebih dalam pada pekerjaan dan institusi di mana kita telah berkomitmen bahwa kita hidup. Tanpa upacara, tradisi, dan ritual, kita dapat dengan mudah tersesat dalam kompleksitas kehidupan sehari-hari di tempat kerja, karena tujuan, harapan ataupun orientasi.

Ritual dan upacara membantu membuat budaya yang tidak berwujud dan kompleks dapat dimengerti dan dipahami. Hal ini memungkinkan kita untuk melakukan upaya memahami makna dan nilai-nilai yang lain yang kadang sulit untuk dimengerti dan dipahami. Peristiwa komunal membantu menjaga ikatan kebersamaan kita. Aktivitas tradisi sosial adalah ekspresi lahiriah dari makna budaya yang lebih dalam budaya dan nilai-nilai inti, di balik ekspresi lahiriah tersebut. Makna mendalam  budaya sekolah, dapat diibaratkan skenario dari film, penilaian juri pada konser, atau hasil seni kriya dan  nilai seni serta senimannya (Deal dan Kennedy, 1982).

Pendidikan merupakan fenomena atau kenampakan yang terlihat pada, anak-anak yang belajar dalam lingkungan yang aman dan mendukung, dan hal ini merupakan salah satu hal yang paling kompleks, dan menantang dari semua upaya secara sosial. Dalam banyak hal, merakit mobil, merancang kapal, dan mengembangkan perangkat lunak jauh lebih sederhana dibandingkan dengan pendidikan. Ritual dan upacara yang mungkin juga jauh lebih penting di sekolah dibandingkan dengan ritual pada bisnis. Mengingat produk dan jasa pendidikan ini jauh sangat kompleks dan hasil belajar menjadi paling penting sulit untuk diukur. Karena itu, para pemimpin harus membawa ritual dan upacara dalam kehidupan para guru dan siswa. Acara sosial simbolik membantu anggota staf menjalani rutinitas sehari-hari, dan menghadapi tuntutan pengajaran dan pembinaan komunitas profesional dan serta semangat pada umumnya, yaitu kepedulian dan persahabatan.
Pada periode ini pada ranah pengawasan intens, dan akuntabilitas, menjadi penting bagi sekolah untuk meremajakan ritual dan energi, sebagai tradisi kunci untuk tetap semangat dan jiwa tetap hidup. Pembelajaran baik bagi siswa ataupun guru dapat ditingkatkan melalui tradisi bermakna, penambahan frekuensi ritual dan acara tradisi tersebut memungkinkan  komunitas memelihara makna, serta memelihara kohesi, motivasi, dan fokus.



RITUAL-RITUAL
Ritual merupakan proses atau rutinitas harian yang terkandung makna yang mendalam. Hal ini lebih dari sekedar tindakan-tindakan teknis. Ritual dapat mempermudah bagaimana pengalaman yang umum menjadi acara yang khusus. Setiap sekolah memiliki  banyak sekali rutinitas, mulai dari kehadiran di pagi hari, hingga waktu pulang di siang atau sore hari. Ketika rutininas acara tersebut dihubungkan dengan nilai-nilai dan misi yang mendalam, maka hal ini merupakan suatu acara memanggil roh dan memperkuat ikatan kultural; sebagai contoh,
        Beberapa sekolah menyediakan perlengkapan penyambutan bagi para siswa dengan pemenuhan kebutuhan sekolah, buku, dan video tentang sekolah. Sekolah lain memberikan pendamping ataupun mentor.
        Sekolah dasar di Ganado, negara bagian Arizona, para pengunjung dibawa untuk berkeliling oleh pemandu wisata suku Navajo yang memandu mereka melintasi lorong-lorong menuju IMC yang menonjolkan ciri khas lokal.
        Sekolah di Midwest, Guru-guru baru memiliki seorang mentor yang menceritakan sejarah sekolah dan memandu mereka berkeliling di komunitas sekolah tersebut untuk menunjukkan bagaimana aturan-aturan informal yang ada di sekolah tersebut.
        Di sekolah lainnya, anggota staff baru diberikan sajian secangkir kopi dan penghargaan yang disediakan bagi mereka yang sukses menyelesaikan tugas-tugas atau mendapat prestasi tertentu sebagai penghargaan, dengan demikian, maka guru-guru tersebut menerima staff baru tersebut, hal ini merupakan ikatan mereka dengan budayanya.

TRADISI
Tradisi merupakan suatu acara khusus yang sangat jelas yang memiliki makna dan sejarah dari tahun ke tahun. Hal ini tidak sama seperti seremoni, yang merupakan acara komunal yang besar. Tradisi merupakan bagian dari sejarah sekolah, dan menyatukan orang-orang dengan akar budaya. Terdapat beberapa tradisi di sekolah-sekolah. Berikut ini beberapa contoh tradisi:
·         Pertemuan di musim panas dengan menyelenggarakan permainan dan menu masakan panggang.
·         Secara teratur melakukan pertemuan retret fakultas  secara berkala yang pada umumnya berfungsi untuk merencanakan strategi dan upaya untuk perbaikan sekolah.
·         Mengadakan acara bermalam di sekolah atau perjalanan “camping” untuk siswa.
·         Menggelar lelang karya seni dari siswa-siswa sekolah bagi orang tua dan masyarakat umum.
·         Mengadakan memasak masakan spesial atau pidato selama upacara.
·         Mengadakan pertemuan dan bertukar cerita sekolah pada pesta-pesta atau reuni alumni.
·         Menyelenggarakan acara pemberian penghargaan bagi staf dan siswa berprestasi baik akademis atau seni.
·         Merayakan hari jadi yayasan/lembaga/ sekolah dengan suatu upacara.
·         Mengenakan jubah akademik di wisuda.
·         Membuatkan makanan/kue untuk sesama anggota staf ketika ada yang sedang sakit atau tragedi dalam keluarga orang itu.

Ketika seseorang memiliki tradisi yang bernilai dan dihargai, serta dilakukan secara teratur sepanjang tahun, mereka memiliki landasan untuk menghadapi tantangan, kesulitan, dan berubah. Berikut ini adalah beberapa contoh dari tradisi:
·         Pada Sekolah Wisconsin, setiap orang dewasa yang bekerja di sekolah datang ke dapur dan saling berbagi roti kayu manis di pagi hari.
·         Di sekolah lain, guru secara tradisional saling berbagi laporan lokakarya, evaluasi, dan berbagi pengalaman setelah kembali dari pelatihan-pelatihan pengembangan profesional.
• Salah satu sekolah, staf memulai rapat fakultas dengan menceritakan pengalaman selama mengajar -kadang lucu, kadang-kadang serius- tentang siswa di kelas mereka.
• Coral Springs Middle School di Florida, Fran Vandiver seorang Dekan, ketika pertemuan fakultas, akan mulai dengan cerita. Vandiver akan menceritakan tentang seorang guru
atau anggota staf yang telah melakukan sesuatu yang istimewa untuk membantu mahasiswa atau orang tua, atau untuk lembaga pendidikan yang dipimpinnya, dan ia sendiri menyajikan orang itu dengan secangkir kopi.

Seremoni
Banyak sekolah yang memiliki seremoni yang menandai mulainya tahun ajaran. Acara ini merupakan semua komunal yang dikoordinasi oleh seseorang dan saling membantu satu dengan yang lain dan membentuk nilai-nilai kultural yang tak tertulis. Seremoni merupakan hal yang kompleks, yang memiliki sanksi secara kultural, dan hal ini dapat dikatakan sebagai penguatan semangat. Melalui seremoni-seremoni tersebut, sekolah menggunakan acara tersebut sebagai perayaan kesuksesan, mengkomunikasikan nilai-nilai tersebut, dan acara tersebut juga menunjukkan kontribusi-kontribusi para staf, orang tua, dan siswa. Setiap perubahan tahun ajaran menyediakan waktu untuk secara seremonial mengkomunikasikan simbol perekat yang mempertahankan kebersamaan dalam suatu sekolah.

MEMBACA AKTIVITAS, MELAKUKAN KAJIAN, DAN RITUAL, TRADISI, DAN SEREMONI PENGENGUATAN ATAU TRANSFORMASI

Menilai Sekolah Ritual
Sekolah memiliki banyak jenis ritual. Anda dapat memahami dan membentuk budaya dengan merefleksikan ritual umum. Tanyakan pada diri sendiri apa yang ritual Anda dan apa yang mereka berkomunikasi. Bagian ini mempertimbangkan beberapa jenis ritual. Menentukan mana dari ini di sekolah, dan merenungkan maknanya.

Ritual Sapaan dan Ucapan Selamat
Setiap organisasi memiliki cara untuk saling mengucapkan selamat ataupun ucapan selamat tinggal. Ritual ini merupakan cara komunikasi sebagaimana nilai-nilai sekolah dalam setiap bagiannya. Hal yang menjadi  penting adalah bagaimana menyambut orang tua atau anggota staf baru.
Bagaimana guru baru mulai dikenal dalam pertemuan fakultas?




Bagaimana mereka diperkenalkan?




Bagaimana siswa baru dan orang tua atau wali siswa disambut?





Apa yang mereka perkenalkan tentang sekolah?




Apa yang mereka diberikan untuk membantu mereka menghubungkan dan menyesuaikan?




Ritual Transisi
Ritual transisi memberikan kesempatan untuk anggota staf dengan cara beralih dari satu peran, Program, atau pembukaan atau untuk mengakhiri suatu masa secara simbolis. Tanpa ritual transisi tersebut, rasa kehilangan dapat memperbesar dan menyebabkan masalah.
Apakah sekolah Anda memiliki ritual yang berarti untuk transisi besar selama tahun:
Sebagai sekolah memulai tahun ajaran, setelah istirahat liburan di musim dingin, pada akhir tahun? Ritual seperti apa? Jika Anda tidak memiliki ritual, kegiatan apa yang anda sarankan?





Apakah ada ritual untuk staf ketika mencapai masa kerja tertentu, kerja selama lima atau sepuluh tahun di sekolah, atau ketika mereka akan pensiun?





Ritual Persiapan Akreditasi, Ulangan Umum  atau Lomba Antar Sekolah
Hampir semua sekolah menghadapi akreditasi ataupun kompetisi-kompetisi antar sekolah untuk menunjukkan peningkatan dan akuntabilitas sekolah. Sekolah selalu mengadakan persiapan, latihan  sebelum melakukan demonstrasi pada kontes atletik, ataupun mengadakan rapat umum sebelum
periode pengujian. Ritual sekolah menunjukkan tantangan yang akan dihadapi sebagai usaha untuk memotivasi sekaligus meredakan ketegangan.

Ritual khusus apa yang dilakukan sebelum periode tersebut – rapat umum penguatan sekolah? Menempelkan Surat Kabar Edisi khusus? Mencetak spanduk, pin, t-shirt, sebagai dukungan?






Ritual Inisiasi
Semua budaya memiliki ritual untuk para pendatang baru. Disadari atau tidak, kita memulai
sebagai seseorang baru di suatu sekolah melalui kata-kata dan perbuatan. Bagaimana seseorang mulai dipengaruhi pemahaman tentang nilai-nilai sekolah dan memiliki komitmen lembaga.
Apakah anggota staf baru diinisiasi ke sekolah melalui pendampingan formal atau informal
induksi?




Apa adalah beberapa cara di mana hal ini dilakukan? Informasi apa yang diberikan mengenai norma-norma dan nilai-nilai dari sekolah dan yang visi dan mimpi?





Apakah ada upacara inisiasi formal untuk menghubungkan anggota staf baru dengan budaya yang ada?




Menuliskan beberapa dari mereka di sini.





Ritual Penutupan, Perpisahan, dan Paripurna (mengakhiri)
Ritual yang masih selalu dipertahankan di beberapa sekolah, salah satunya adalah ritual Penutupan dan akhir dari program. Hal yang seringkali dianggap sebagai suatu masa yang berat dan perlu diungkapkan secara sombolis dan sosial. Tanpa ritual penutupan, secara psikologis suatu program terasa atau dianggap menggantung atau belum selesai.
Mengenang suatu program berakhir (lulus, wisuda dan lain-lain), staf yang meninggalkan lembaga karena habis masa pengabdiannya ataupun pindah tugas, melanjutkan tugas ditempat lain, penerbitan buku alumni, ataupun penutupan-penutupan proyek sekolah atau even lainnya, bagaimana penjelasan mengenai hal tersebut?




Ritual-ritual  apa yang paling membantu seseorang menjalani masa akhir pengabdiannya?



Apakah terdapat akhir dari suatu program, atau masa kerja  yang belum ditutup secara tepat?





Sebuah ritual mungkin diperlukan untuk mendukung pemulihan dan merelakan suatu kondisi?.




Apakah anda dapat menyusun daftar penutupan yang pernah ada di sekolah ini?




Melakukan Identifikasi dan Interpretasi Tradisi Sekolah
Tradisi yang dilaksanakan atau tindakan yang terjadi dari tahun ke tahun membangun rasa keberlangsungan, memperkuat nilai-nilai, dan memperkuat komunitas. pimpinan sekolah secara aktif menilai tradisi mereka dan membuat semua itu lebih bermakna.
Apa tradisi sekolah Anda, dan apa makna yang mereka miliki untuk fakultas, mahasiswa,
dan masyarakat?





Melakukan Identifikasi Inti dari Tradisi dan Seremoni
Berikut adalah beberapa seremoni yang ditemukan di sekolah-sekolah. Mengumpulkan  berbagai seremoni di sekolah yang dilakukan selama setahun terakhir, yang relatif rutin dilaksanakan, serta apa saja yang diperingati atau dirayakan dalam seremoni tersebut.
Upacara pembukaan hari jadi yayasan, ataupun sekolah:
Upacara awal dan akhir siklus alami:
Upacara integratif untuk kerukunan kelompok sosial, agama, dan etnis:
upacara pengakuan untuk pemberian penghargaan kepada prestasi khusus individu
dan kelompok, demikian penempaan bangga dan hormat:
Upacara yang berkaitan lulusan di sekolah dan untuk mengembangkan kesadaran sejarah dan keberlanjutan sekolah:
Upacara khusus untuk menandai awal atau akhir acara yang khusus:
Upacara peringatan untuk mengingat jasa staf, mahasiswa, atau masyarakat anggota yang sudah tidak berada di sekolah:
Apa semua upacara tersebut terdapat di sekolah Anda? Apa pesan, nilai, atau norma melakukan
upacara berkomunikasi dan memperkuat?

Peta Tradisi dan Seremoni Tahunan
Seremoni dan tradisi adalah fitur kunci dari budaya yang terjadi pada waktu yang berbeda tahun. Mengetahui kapan seremoni dijadwalkan dapat memberikan gambaran dari distribusi mereka sepanjang tahun sekolah.





Tuliskan tradisi besar dan kecil dan upacara sepanjang tahun di ruang yang mengikuti, dan kemudian tuliskan secara kronologis.





Catat setiap periode waktu dan peristiwa penting. Hal ini digunakan untuk mengetahui seremoni yang merupakan tradisi yang tidak terlalu kuat atau ataupun hilang.





Berikut ini lembar untuk menggambarkan tradisi dan seremoni dalam setahun.

Agustus ____________________________________________________________
September _________________________________________________________
Oktober ___________________________________________________________
November _________________________________________________________
Desember _________________________________________________________
Januari ___________________________________________________________
Februari __________________________________________________________
Maret ____________________________________________________________
April _____________________________________________________________
Mei ______________________________________________________________
Juni ______________________________________________________________
Juli ______________________________________________________________

Melakukan Rancangan Ulang Peringatan Prestasi Sekolah
 Seremoni memberikan kesempatan untuk menampilkan keberhasilan, memperkuat semangat, dan menjadi semen perekat bangunan hubungan sosial yang sangat penting, supaya sekolah peduli, aman, dan produktif. Seremoni dapat merayakan awal tahun ajaran, mengumumkan prestasi siswa dan staf, memberikan penghargaan dan tanda akhir masa pengabdian dalam karir panjang di masa pensiun, dan di lain waktu. Berikut ini adalah jenis elemen yang dapat ditemukan pada berbagai
seremoni (Deal dan Peterson, 1999):
·         Pakaian simbolik dan hiasan yang yang menandakan makna cita-cita istimewa tertentu
·         Simbol, tanda-tanda, spanduk, atau bendera
·         Cerita sejarah, prestasi, dan perjuangan yang luar biasa
·         Suatu cara yang khas dalam berbicara atau pidato
·         Suatu doa yang memuat tujuan dan nilai-nilai yang lebih mendalam
·         Perhatian terhadap siapa yang diundang dan penentuan tempat duduk khusus
·         Penghargaan pada mereka yang telah menunjukkan komitmen
·         Pemilihan dan variasi musik latar/pengiring
·         Pilihan-pilihan dekorasi yang cermat, pengaturan tempat yang menarik
·         Makanan atau minuman istimewa
·         Bahasa Penghargaan (sanjungan) -Isi dan komentar
·         Makna Simbol dan Artefak
·         Prosesi ritual dan tradisi
·         Narasi mitos, legenda, atau cerita tentang sekolah

Seremoni selayaknya mencerminkan dan penanda dari nilai-nilai sekolah, serta visi
masa depan. Berikut ini adalah pertanyaan yang meminta Anda untuk merancang atau mendesain ulang seremoni.
Lembar berikut sebagai ruang yang disediakan bagi Anda untuk menuliskan ide-ide atau catatan yang Anda pikirkan tentang setiap pertanyaan.
Apa pesan sedang dikirim?





Bagaimana sekolah ikatan dengan masyarakat?





Siapa yang terlibat?





Apakah nilai-nilai inti sekolah dikomunikasikan dalam berbagai cara?





Apakah ada peluang bagi kelompok untuk bertekad untuk misi?





Apakah cerita-cerita prestasi dan dedikasi?





Apakah anggota baru tepat diakui?





Adalah kostum atau pakaian yang sesuai dan simbolik?





Adalah simbol ini yang berkomunikasi nilai-nilai dan harapan?





Apakah artefak sekolah termasuk?





Apakah lokasi dan pengaturan tepat serius atau menyenangkan?





Apakah ada musik untuk memperkuat nada dan perasaan acara tersebut?





Hati-hati dipilih makanan atau minuman bagian dari upacara?





Apakah orang tua diakui dan dirayakan?





Apakah urutan kejadian menyediakan aliran kanan ide, tindakan, gerakan,dan nilai-nilai?





Apakah nada pidato, musik, dan cerita yang sesuai dengan makna simbolis acara?





Mengidentifikasi Unsur dan Makna Upacara
Hal Ini merupakan kunci untuk menilai makna dan tujuan dari semua aspek seremoni.
Di dalam lembar berikut, daftar di sebelah kiri merupakan salah satu unsur kunci seremoni. Selanjutnya, merenungkan makna simbolis unsur-unsur tersebut, kemudian yang secara rinci dijelaskan di kolom sebelahkanan. Akhirnya, mengidentifikasi elemen apapun yang tidak mengkomunikasikan apa yang Anda lakukan seperti mereka dan menyarankan cara-cara untuk meningkatkan pesan mereka.

Unsur/elemen Seremoni                                                              Simbolisme, Makna, atau Nilai
_________________ ____________________________________________
_________________ ____________________________________________
_________________ ____________________________________________
_________________ ____________________________________________
_________________ ____________________________________________

Melakukan Refleksikan Pada Kematian atau Melemahnya Seremoni
Tidak semua seremoni dapat menjaga semangat dan tujuan. Beberapa di antaranya mati (dan seharusnya akan berakhir), tetapi beberapa seremoni yang sekarat dapat dihidupkan kembali dan hidup kembali.
Apakah terdapat seremoni di sekolah yang tidak lagi memiliki makna, hanya dipandang sebagai persyaratan, atau memperkuat negatif? Beberapa jenis seremoni yang mati, sekarat, atau aktif. Apa yang harus dilakukan untuk menghidupkan kembali seremoni yang hampir mati.




Seremoni mati yang ingin Anda hidupkan kembali:





seremoni mati yang perlu dikubur:





Referensi:
Bower, M.Will to Manage. New York:McGraw-Hill, 1996.

Clark, B. “The Organizational Saga in Higher Education.” Administrative Science Quarterly, 1972, 17, 178–184.
Deal, T. E., and Kennedy, A. A. Corporate Cultures: The Rites and Rituals of Corporate Life. Reading,Mass.: Addison-Wesley, 1982.

Deal, T. E., and Key, M. K. Corporate Celebration: Play, Purpose, and Profit at Work. SanFrancisco: Berrett-Koehler, 1998.

Deal, T. E., and Peterson, K. D. The Leadership Paradox: Balancing Logic and Artistry in Schools. San Francisco: Jossey-Bass, 1994.

Deal, T. E., and Peterson, K. D. Shaping School Culture: The Heart of Leadership. San Francisco: Jossey-Bass, 1999.

Gordon,W. J. Synectics: The Development of Creative Capacity. New York: Collier Books, 1961.

Kouzes, J. M., and Posner, B. Z. Encouraging the Heart: A Leader’s Guide to Rewarding and Recognizing Others. San Francisco: Jossey-Bass, 1999.

Kübler-Ross, E. On Death and Dying. New York:Macmillan, 1969.

Ott, J. S. The Organizational Perspective. Pacific Grove, Calif.: Brooks/Cole, 1989.

Schein, E. H. Organizational Culture and Leadership. San Francisco: Jossey-Bass, 1985.

Waller,W. The Sociology of Teaching. New York:Wiley, 1932.


Tidak ada komentar: