Kebajikan
adalah sifat-sifat umum untuk melakukan hal yang benar pada waktu yang tepat.
Oleh karena itu, setiap daftar kebajikan, memuat nilai-nilai yang berlaku dalam
tradisi sosial atau budaya. Sikap ksatria mencerminkan jenis perilaku yang
diharapkan dari kelas ksatria, dan orang sopan sebagaimana seharusnya, bahkan
dalam menghadapi kesulitan, ditata sedemikian rupa sehingga dapat bertindak
dalam situasi yang tepat. Ketaatan diperlukan oleh setiap subjek dalam
masyarakat otokratis (mampu mengatur diri sendiri), dan kebajikan memuat suatu
tatanan untuk bertindak, bahkan ketika terdapat godaan selalu mengikuti harapan
diri sendiri. Keadilan distributif mengacu pada distribusi barang langka atas
dasar prestasi dan kebutuhan, dan hanya seorang yang berbudi luhur
orangmemiliki kecenderungan kuat sehingga untuk bertindak dalam kebajikan
tersebut.
Jadi
seseorang mungkin bertindak dan bersikap sesuai dengan daftar kebajikan sebagai
pandangan dari orang benar-benar berbudi luhur. Beberapa situasi moral kadang
memerlukan banyak pertimbangan. Orang bertindak di luar kecenderungan 'alami'
nya. Mereka melihat situasi tidak adil, dan, jika mereka begitu ditata akan
berusaha untuk memperbaiki ketidakadilan tersebut. Orang yang baik akan
mengakui rasa sakit yang dirasakan oleh lain dan akan mencoba untuk membawanya
pada situasi nyaman. Orang yang berani tidak akan diatur untuk melarikan diri
dari kewajiban nya walau terdapat "tanda bahaya". Hal ini sangat
mungkin bagi seseorang menerima alasan untuk berperilaku dengan cara tertentu,
tetapi tidak perlu diatur untuk bertindak - ketika tidak memiliki kebajikan
yang relevan. Memang, kapasitas tersebut mungkin alasan dibuangnya perasaan
yang tidak baik.
Kaitan
dalam penelitian tidak terkecuali. Orang pintar, mengetahui kesimpulan yang
mereka inginkan, dapat juga, jika terlalu ditentukan, ia akan menemukan data
dan argumen untuk berdalih. Oleh karena itu, penelitian memerlukan
pemilihan-pemilihan kebajikan yang sangat khas, baik moral dan intelektual.
Kebajikan
intelektual menyangkut kecenderungan untuk mencari kebenaran bahkan ketika yang
mungkin menyakitkan, dan ketidakberpihakan dalam menghadapi rival tetapi bukan
interpretasi yang sama menariknya dan direkomendasikan. Kebenaran tidak selalu
baik. Dan imbalan untuk perolehannya mungkin kecil. Kepentingan seringkali
menyarankan untuk memotong kebenaran tersebut atau mungkin menjadi makhluk
ekonomi dengan kebenaran atau tidak jarang menyerah dalam pencarian, dan atau
berpihak dengan satu sudut pandang tertentu. Namun para peneliti benar, tidak
akan merasa nyaman dengan perilaku tersebut. Perilaku seperti itu akan
bertentangan dengan perasaan terdalam mengenai prinsip bagaimana mereka harus
bertindak. Oleh karena itu kebajikan intelektual tersebut akan mencakup
keterbukaan terhadap kritik dan kerjasama karena yang terpenting dari kebenaran
adalah pengakuan secara pribadi dan orang-orang lain. Peneliti baik akan ngeri
setiap upaya untuk 'memasak buku' atau untuk membungkam kritik atau untuk
menghancurkan data atau untuk bertindak secara parsial.
Kebajikan
moral akan menjadi sesuatu yang penting untuk mempertahankan terhadap bujukan
atau tarikan yang menggoda seseorang dalam penelitian, bahkan kebajikan
intelektual memerlukan beberapa hal antara lain: keberanian untuk tetap teguh
menjalani ketika penelitian tersebut menjadi sulit atau tidak populer;
kejujuran sebagai konsekuensi untuk mengatakan kebenaran, walaupun terdapat
rasa tidak nyaman; perhatian kepedulian untuk kebaikan mereka yang sedang
diteliti dan yang, mungkin memiliki kondisi yang rentan terhadap bahaya karena
tindakan peneliti; kesederhanaan tentang manfaat penelitian dan kesimpulannya;
kerendahan hati dalam menghadapi kritik dibenarkan dan kesiapan untuk menerima
kritik tersebut dengan serius demi perbaikan penelitian tersebut.
Hal
ini dapat diilustrasikan dalam pentingnya mengikat 'kepercayaan'. Kasus yang
jelas pengkhianatan kepercayaan adalah ketika janji diingkari. Tentu saja
terdapat sesuatu yang ganjil tentang kewajiban untuk menepati janji. Di mana
kewajiban yang tidak diakui sangat berarti 'membuat perjanjian' rusak. Sedikit
nilai dapat berkaitan erat pada janji yang diartikan bahwa janji-janji dapat
dengan mudah rusak ketika dianggap sepele. Menepati janji tampaknya akan
menjadi tugas dari prima facie atau dalam
hal prinsip. Namun, kepercayaan yang dibangun antara peneliti dan diteliti, didasari
saling mengerti atau memahami jarang sekali janji dibuat secara eksplisit. Hal
ini lebih soal percaya implisit dengan informasi, dan penempatan diri dalam
posisi yang rentan. Hal ini untuk yang rentan menjadi kendala nyata bagi
evaluator atau yang sensitif/peka, namun berbagai kepentingan publik terikat pada
informasi/data. Hal yang tidak mungkin untuk dikatakan adalah sesuatu yang
harus dilakukan tanpa pemeriksaan kasus tertentu. Namun peneliti yang
baik/bijak akan menyadari kesulitan yang orang lain; Peneliti tersebut akan menjadikan
faktor pertimbangan yang lain akan tidak mencantumkan informasi rahasia
tersebut.
Tentu
saja, mustahil untuk merenungkan tes potensi moral peneliti, namun kualitas dan
watak tersebut tampaknya akan menjadi penting. Hal ini jarang diperbincangkan.
Dalam ketidak adanya kepedulian tersebut, sulit untuk melihat bagaimana
seseorang dapat mempercayai hasil penelitian, yang kompleks jauh dari itu dan
begitu tergantung pada sponsor, bahwa terdapat godaan bagi peneliti untuk
mengambil jalan pintas, untuk melakukan penawaran pada sponsor dan hanya untuk
melayani masyarakat yang membayar daripada untuk berkiprah pada komunitas
riset.
Referensi
:
Pring, R. (2005) Philosophy of Educatinal Research: Second
Edition. London: Continuum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar