Jumat, 18 September 2015

Filosofi Riset Kependidikan (7): Pembelajaran sebagai Konsep Kunci dalam Pendidikan



Pembelajaran
Fungsi utama pendidikan adalah membuka kemungkinkan orang muda untuk mempelajari segala sesuatu yang berharga dan signifikan. Hal ini kemudian harus menjadi fokus untuk menjelaskan hakikat penelitian pendidikan. Di sisi lain, kita belajar banyak mengenai berbagai macam hal dan perbedaan ini mempengaruhi sifat penelitian pembelajaran serta cara-cara yang harus dilakukan. Kita  belajar mengenai 'fakta', 'konsep', 'prinsip', 'keterampilan', 'sikap', 'kebiasaan', dan 'kompetensi'. Mereka belajar bagaimana melakukan berbagai hal (misalnya, bagaimana untuk terlibat dalam diskusi) serta sesuatu yang terjadi (misalnya, bahwa rumus kimia untuk air adalah H2O) atau untuk berperilaku tepat (misalnya, untuk bekerja secara kooperatif), atau menjadi seseorang (untuk Misalnya, orang yang memiliki karakter yang baik). Kompleksitas 'belajar' - memilih secara logis hal yang akan dipelajari - terlepas dari teori pembelajaran sederhana dan, dengan demikian, model pendidikan Penelitian yang tergantung pada teori-teori atau  terlalu mudah berhenti pada pengukuran atau tes.Dengan demikian, setelah dipelajari, maka akan diperoleh  penguasaan konsep yang akan digunakan. Namun konsep (cara menata pengalaman) tidak berdiri sendiri. Konsep memiliki lingkup dan pemaknaan yang hanya dapat dipahami dalam lingkup pemaknaan tersebut, apakah itu lingkup sains, ekonomi, atau apapun.Penguasaan konsep ditandai dengan mampu melihat suatu konsep dalam kaitannya dengan konsep lain, serta dapat meletakkan konsep tersebut dengan benar. Benar dalam hal ketika mampu meletakkan keterkaitan logis dari konsep melalui pengalaman yang terorganisir dalam cara tertentu. Untuk mempelajari subjek, sebagaimana pendapat Bruner (1960), yang telah menguasai kunci ide-ide dan keterkaitan  antar konsep melalui pengalaman dapat terorganisasikan (misalnya, dalam konsep pemahaman agama, 'Tuhan,' ibadah', 'doa ', 'dosa', 'penebusan'; dalam konteks mekanika klasik, 'kekuatan', 'energi', 'berat', dll).


Selain itu, ide-ide tersebut dapat dipahami pada berbagai tingkat 'representasi'. Belajar adalah usaha untuk'memahami', dan merupakan perjuangan untuk menangkap makna yang syarat ide atau konsep yang sebelumnya hanya setengah dipahami, dengan proses yang konstan semakin dalam dan akurat untuk menemukan batas yang jelas dalam suatu konsep.
Jika Pembelajaran adalah fokus utama penelitian pendidikan, maka penelitian harus diletakkan pada makna yang dipelajari dalam tingkatan yang berbeda sebagai suatu “representasi”, baik itu pada level pemaknaan, teori, penyajian fakta, ataukah hanya sebagai bentuk apresiasi.
Mempelajari ilmu pada dasar untuk menginternalisasi konsep-konsep yang relevan, bentuk-bentuk penilaian dan cara mempertanyakan. Untuk mendapatkan di jawaban dalam 'cara matematis” dapat menggunakan konsep-konsep tertentu – kemudian untuk menerapkannya benar baik dalam mengidentifikasi kasus-kasus tersebut dan menghubungkan dengan konsep-konsep matematika lainnya.
Belajar membutuhkan kebangkitan kesadaran ketika digunakan untuk melihat hal-hal yang berbeda,
melanjutkan dengan cara yang berbeda, dan memenuhi standar berpikir dan berperilaku. Selanjutnya, pembelajaran tersebut memerlukan kejujuran sebagaimana kepedulian terhadap kebenaran dan keterbukaan terhadap kritik.
Kesulitan melihat validitas penelitian pendidikan yang memiliki lingkup sempit dan merupakan jenis pembelajaran  yang berbeda baik cara ataupun karakteristik pada aktivitas kependidikan.
 Hal yang cukup riskan adalah ketika mengkaji mengenai 'masyarakat belajar/ learning society', sebagaimana yang memiliki tujuan peningkatan ekonomi,dalam istilah manajemen,  kemungkinan hal ini dilakukan dengan miskin ide-ide pembelajaran dan istilah pembelajaran, yang akan berakibat pada kegagalan dalam pemahaman arti yang disebabkan oleh perbedaan konsep, atau untuk memahami struktur logis dari suatu wacana, atau untuk merenungkan dan berupanya menemukan makna baru, atau untuk mencapai alternatif dan mendapatkan kesimpulan yang tidak populer.
Wacana 'masyarakat belajar/ learning society' sering melihat sesuatu secara berbeda. Tujuan yang tepat akan ditetapkan dan kemudian diterjemahkan ke dalam perilaku terukur, meskipun hubungan logis antara perilaku dan pemahaman sering  sulit untuk dijelaskan. Konten untuk dipelajari diresepkan meskipun hubungan antara yang konten dan struktur logis dari materi pelajaran tidak dibuat jelas. Kecepatan diatur untuk menutupi isi, seolah-olah tidak ada yang perlu waktu untuk merenungkan dan menyesuaikan. Sebuah titik awal yang diasumsikan tidak ada sudah kekayaan pemahaman yang diperoleh melalui yang penyaringan dan pembentukan pengalaman baru.
Singkatnya, penelitian pendidikan memunculkan makna pembelajaran. Hal ini membutuhkan analisis yang cermat dari banyak anekaragam pembelajaran. Kegagalan untuk melakukan hal itu melahirkan jenis penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran anak di sekolah atau jenis penelitian yang megkaji orang dewasa 'pembelajaran

Tidak ada komentar: