Pembelajaran
Fungsi utama pendidikan adalah membuka kemungkinkan orang muda untuk mempelajari segala sesuatu
yang berharga dan signifikan. Hal ini kemudian harus menjadi fokus untuk
menjelaskan hakikat penelitian pendidikan. Di sisi lain, kita belajar banyak
mengenai berbagai macam hal dan perbedaan ini mempengaruhi sifat penelitian
pembelajaran serta cara-cara yang harus dilakukan. Kita belajar mengenai 'fakta', 'konsep',
'prinsip', 'keterampilan', 'sikap', 'kebiasaan', dan 'kompetensi'. Mereka
belajar bagaimana melakukan berbagai hal (misalnya, bagaimana untuk terlibat
dalam diskusi) serta sesuatu yang terjadi (misalnya, bahwa rumus kimia untuk
air adalah H2O) atau untuk berperilaku tepat (misalnya, untuk bekerja secara
kooperatif), atau menjadi seseorang (untuk Misalnya, orang yang memiliki
karakter yang baik). Kompleksitas 'belajar' - memilih secara logis hal yang
akan dipelajari - terlepas dari teori pembelajaran sederhana dan, dengan
demikian, model pendidikan Penelitian yang tergantung pada teori-teori
atau terlalu mudah berhenti pada
pengukuran atau tes.Dengan demikian, setelah
dipelajari, maka akan diperoleh
penguasaan konsep yang akan digunakan. Namun konsep (cara menata
pengalaman) tidak berdiri sendiri. Konsep memiliki lingkup dan pemaknaan yang
hanya dapat dipahami dalam lingkup pemaknaan tersebut, apakah itu lingkup
sains, ekonomi, atau apapun.Penguasaan konsep ditandai dengan
mampu melihat suatu konsep dalam kaitannya dengan konsep lain, serta dapat
meletakkan konsep tersebut dengan benar. Benar dalam hal ketika mampu
meletakkan keterkaitan logis dari konsep melalui pengalaman yang terorganisir
dalam cara tertentu. Untuk mempelajari subjek, sebagaimana pendapat Bruner
(1960), yang telah menguasai kunci ide-ide dan keterkaitan antar konsep melalui pengalaman dapat terorganisasikan
(misalnya, dalam konsep pemahaman agama, 'Tuhan,' ibadah', 'doa ', 'dosa',
'penebusan'; dalam konteks mekanika klasik, 'kekuatan', 'energi', 'berat', dll).
Selain itu, ide-ide tersebut
dapat dipahami pada berbagai tingkat 'representasi'. Belajar adalah usaha
untuk'memahami', dan merupakan perjuangan untuk menangkap makna yang syarat ide
atau konsep yang sebelumnya hanya setengah dipahami, dengan proses yang konstan
semakin dalam dan akurat untuk menemukan batas yang jelas dalam suatu konsep.
Jika Pembelajaran adalah fokus
utama penelitian pendidikan, maka penelitian harus diletakkan pada makna yang
dipelajari dalam tingkatan yang berbeda sebagai suatu “representasi”, baik itu
pada level pemaknaan, teori, penyajian fakta, ataukah hanya sebagai bentuk
apresiasi.
Mempelajari ilmu pada dasar untuk
menginternalisasi konsep-konsep yang relevan, bentuk-bentuk penilaian dan cara mempertanyakan.
Untuk mendapatkan di jawaban dalam 'cara matematis” dapat menggunakan
konsep-konsep tertentu – kemudian untuk menerapkannya benar baik dalam
mengidentifikasi kasus-kasus tersebut dan menghubungkan dengan konsep-konsep
matematika lainnya.
Belajar membutuhkan kebangkitan kesadaran
ketika digunakan untuk melihat hal-hal yang berbeda,
melanjutkan dengan cara yang
berbeda, dan memenuhi standar berpikir dan berperilaku. Selanjutnya,
pembelajaran tersebut memerlukan kejujuran sebagaimana kepedulian terhadap
kebenaran dan keterbukaan terhadap kritik.
Kesulitan melihat validitas
penelitian pendidikan yang memiliki lingkup sempit dan merupakan jenis pembelajaran
yang berbeda baik cara ataupun
karakteristik pada aktivitas kependidikan.
Hal yang cukup riskan adalah ketika mengkaji
mengenai 'masyarakat belajar/ learning
society', sebagaimana yang memiliki tujuan peningkatan ekonomi,dalam istilah
manajemen, kemungkinan hal ini dilakukan
dengan miskin ide-ide pembelajaran dan istilah pembelajaran, yang akan
berakibat pada kegagalan dalam pemahaman arti yang disebabkan oleh perbedaan
konsep, atau untuk memahami struktur logis dari suatu
wacana, atau untuk merenungkan dan berupanya menemukan makna baru, atau untuk
mencapai alternatif dan mendapatkan kesimpulan yang tidak populer.
Wacana
'masyarakat belajar/ learning society' sering melihat sesuatu secara berbeda.
Tujuan yang tepat akan ditetapkan dan kemudian diterjemahkan ke dalam perilaku
terukur, meskipun hubungan logis antara perilaku dan pemahaman sering sulit untuk dijelaskan. Konten untuk dipelajari
diresepkan meskipun hubungan antara yang konten dan struktur logis dari materi
pelajaran tidak dibuat jelas. Kecepatan diatur untuk menutupi isi, seolah-olah
tidak ada yang perlu waktu untuk merenungkan dan menyesuaikan. Sebuah titik
awal yang diasumsikan tidak ada sudah kekayaan pemahaman yang diperoleh melalui
yang penyaringan dan pembentukan pengalaman baru.
Singkatnya, penelitian pendidikan memunculkan
makna pembelajaran. Hal ini membutuhkan analisis yang cermat dari banyak anekaragam
pembelajaran. Kegagalan untuk melakukan hal itu melahirkan jenis penelitian yang
berkaitan dengan pembelajaran anak di sekolah atau jenis penelitian yang
megkaji orang dewasa 'pembelajaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar