Selasa, 24 November 2015

Filosofi Penelitian Kependidikan (9): Penelitian "Praktek Kependidikan"

Penelitian kependidikan tidak hanya merupakan objek kajian penelitian bidang ilmu kependidikan dan keguruan saja, karena banyak kita lihat, ilmu-ilmu sosial atau ilmu-ilmu non kependidikan mempunyai ketertarikan terhadap kajian pembelajaran (Belajar-Mengajar). Perguruan tinggi besar dan ternama seringkali melakukan penelitian dengan tema besar pembelajaran dan kependidikan.
Hal ini kemudian menjadi suatu permasalahan filosfis mendasar pada teknik pengumpulan data dan jenis data yang dikumpulkan. Mengapa demikian?! Richard Pring mengatakan bahwa sebagian besar dari para peneliti tersebut tidak melakukan pengamatan dan observasi secara langsung proses pembelajaran di dalam kelas. Mereka hanya menggunakan memperoleh data dari wawancara di luar kelas, ataupun angket yang diisi sendiri oleh responden, baik itu siswa ataupun guru. Dengan demikian, gambaran (deskripsi) situasi dalam kelas tidak dapat ditangkap dengan lebih terinci, termasuk gambaran mengenai interaksi antara guru dan siswa. Hal ini tidak dapat begitu saja diabaikan, karena dalam proses interaksi tersebut terdapat transaksi konseptual  materi antara guru dan siswa.
Penelitian kelas dalam ilmu kependidikan berbeda dengan penelitian lapangan dalam ilmu sosial. Dalam penelitian sosial, fenomena yang diamati merupakan masyarakat yang makjemuk dan sudah relatif dewasa. Jika kedua jenis penelitian ini rancu dalam penerapan konsep-konsep sosial dan konsep-konsep kependidikan/pedagogis, tentu saja hal ini akan memunculkan kerancuan dalam memandang interaksi subjek penelitian.Walaupun demikian secara umum harus diakui para praktisi pendidikan bahwa konsep belajar formal secara pedagogis, diterapkan dalam belajar mengajar dalam konteks kultural, tradisi, dan dinamis, tidak mungkin dapat dipandang sebagai konteks yang statis
Penelitian pendidikan dalam konteks sosial, Richard Pring merekomendasikan untuk menekankan pada dialog antar generasi- mengingat guru dan siswa berbeda generasi- dalam kontek sejarah, budaya, bahasa dan konteks sosial lainnya sehingga penelitian kependidikan ini lebih bermakna. Pring mengacu pada Carrs (1995), bahwa aktivitas dalam kelas dapat dipahami dari sudut pandang asli bidang kependidikan, dan hal ini tidak hanya merangkum apa yang harus dipelajari tetapi proses transmisi materi antara pengajar dan siswa.
Pemaparan pendapat Richard Pring tersebut mengacu pada banyak yang disiplin ilmu sosial dan humaniora yang memiliki ketertarikan untuk mengkaji masalah kependidikan dalam konteks yang lebih holistik, hanya saja Pring juga mengingatkan untuk tetap memperhatikan pengamatan praktis supaya dapat lebih dekat dan detail dapat menangkap interaksi guru dan murid dalam proses transaksi dan transfer konsep antar generasi. 

Sumber dan Referensi:

Carr, W.,
     1995, For Education, Buckingham: Open University.


Pring, Richard
     2005, Philosophy of Eduacional Research: Second Edition, London: Continuum 


Tidak ada komentar: